Penulis: Antje Missbach; penerjemah: Mayolisia Ekayanti
ISBN: 978-602-433-429-1
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun: 2017
Halaman: xviii + 348 hlm
Ukuran: 15 x 23 cm
Troubled Transit melihat para pencari suaka yang terjebak di pengasingan Indonesia dari sejumlah sudut pandang. Buku ini menyajikan banyak cerita para migran transit dan persepsi otoritas Indonesia serta perwakilan-perwakilan organisasi internasional dan organisasi non-pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengurusan pencari suaka.
Kagum akan besarnya kegigihan para pencari suaka selama menempuh perjalanan mereka yang cukup panjang dan berbahaya, buku ini secara khusus berusaha menyoroti fragmen perjalanan tersebut – Indonesia, yang bagi banyak pencari suaka merupakan batu loncatan terakhir menuju kehidupan yang baru. Saat keinginan untuk memperoleh hidup baru tak terbendung, banyak pencari suaka terjebak dalam kompleksitas kehidupan di transit. Indonesia, sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, lebih dari sekadar sebuah tempat di mana orang-orang menghabiskan waktu untuk menunggu; Indonesia merupakan negara-bangsa yang berinteraksi dengan para pencari suaka transit dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang berdampak cukup besar bagi pengalaman para migran transit yang tinggal di sana.
Troubled Transit berupaya untuk menjelaskan kompleksitas migrasi transit dari sudut pandang para migran dalam konteks pemerintah Indonesia dan tantangan politiknya, termasuk hubungannya dengan Australia. Dengan memperhatikan kebijakan-kebijakan Indonesia dan proses pembuatan kebijakan akan memberikan Indonesia relevansi yang lebih luas, sebagai sebuah negara transit dan sebagai mitra dalam skema perlindungan regional dan pengelolaan migrasi.
Antje Missbach adalah seorang peneliti pada Departemen Antropologi di Universitas Monash, Melbourne. Antje ernah tinggal di Indonesia saat remaja. Hal tersebut menumbuhkan ketertarikannya pada perkembangan sosial politik di Indonesia. Antje mempelajari kajian Asia Tenggara dan Antropologi di Universitas Humboldt, Berlin dan memperoleh gelar PhD dari Australian National University, Canberra dengan tesisnya mengenai politik jarak jauh diaspora Aceh.
Sebelum mengambil beasiswa Pascadoktoral McKenzie di Universitas Melbourne, yang memungkinkannya untuk melakukan penelitian cukup lama di lapangan, ia pernah mengajar di universitas-universitas di Berlin dan Heidelberg. Penelitiannya telah didanai oleh Badan Penelitian Australia (Australian Research Council), Fritz-Thyssen-Stiftung dan German Academic Exchange Service (DAAD). Saat ini, minat penelitiannya meliputi isu-isu, seperti migrasi, pencarian suaka dan juga penyelundupan manusia.
There are no comments yet, add one below.