• Status Order
  • Tlp: +62 813-3101-1042
  • SMS/WA: +62 813-3101-1042
  • kalimetroshop@gmail.com
Terpopuler:

Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan – Minako Sakai Kategori: BUDAYA | 224 Kali Dilihat

Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan – Minako Sakai Reviewed by Amar Nur Islami on . This Is Article About Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan – Minako Sakai

Penulis: Minako Sakai ISBN: 978-602-433-469-7 Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Tahun: 2017 Halaman:xii + 414 Ukuran:14,5 x 21 cm Buku ini merupakan studi etnografis mengenai masyarakat Gumay Sumatera Selatan di Indonesia. Buku ini menelaah bagaimana orang Gumay mendefinisikan identitasnya dalam konteks perubahan sosial dan politik dan tentang proses kontestasi dan… Selengkapnya »

Rating: 1.0
    Harga: Rp 150.000 Rp 127.500Kode Produk: 978-602-433-469-7
    Stok Tersedia
    24-01-2022

    Order via SMS

    +62 813-3101-1042

    Format SMS : ORDER#NAMA PRODUK#JUMLAH
    Detail Produk "Kacang Tidak Lupa Kulitnya: Identitas Gumay, Islam, dan Merantau di Sumatra Selatan – Minako Sakai"

    Penulis: Minako Sakai

    ISBN: 978-602-433-469-7

    Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

    Tahun: 2017

    Halaman:xii + 414

    Ukuran:14,5 x 21 cm

    Buku ini merupakan studi etnografis mengenai masyarakat Gumay Sumatera Selatan di Indonesia. Buku ini menelaah bagaimana orang Gumay mendefinisikan identitasnya dalam konteks perubahan sosial dan politik dan tentang proses kontestasi dan negosiasi identitas Gumay. Kajian antropologi ini berdasar dari riset lapangan selama dua tahundi tengah masyarakat.  Gumay adalah salah satu dari sejumlah kelompok etnik berbahasa Melayu yang tinggal di dataran tinggi Sumatera Selatan yang tradisinya relatif masih tidak diketahui bukan saja oleh para peneliti melainkan juga orang Indonesia umumnya. Kelompok etnik seperti Kikim, Basemah, Semendo dan Lintang adalah penghuni dataran tinggi berbahasa Melayu ini. Cara produksi utama mereka adalah bercocok tanam, khususnya kopi dan karet. Islam adalah agama yang mengatur adat siklus kehidupan mereka, namun sejumlah ritual atau sedekah memperingati leluhur masih juga dipraktikkan.

                    Buku ini bertujuan untuk menelaah pentingnya keberlangsungan ritual asal-usul Gumay dalam konteks perubahan sosial yang cepat. Generasi muda orang Gumay berkeinginan untuk menjadi warga negara kelas menengah dan menetap di perkotaan. Kekuatan praktik ritual asal-usul Gumay terletak pada kenyataan bahwa generasi yang lebih muda masih mengaitkan kesuksesan dan kesulitan mereka di perkotaan dengan leluhur mereka. Untuk memperoleh rezeki atau saat mengalami kesulitan di kota atau lokasi merantau, generasi baru Gumay kembali ke tempat asal untuk melaksanakan kewajiban sedekah sebagai bukti mengingat asal mereka. Lingkungan sosial yang berubah dengan cepat di dataran tinggi Sumatera Selatan berkontribusi pada praktik dan kesinambungan ritual asal-usul Gumay dan menjadikan orang Gumay tetap menjaga identitas mereka yang khas.

    There are no comments yet, add one below.

    Berikan Komentar/Review Anda

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Form yang wajib di isi ditandai *

     
    Hubungi kami

     
    Hubungi kami